“Hak-hak sipil memang harus diberikan oleh negara, karena tujuan didirikannya negara adalah untuk melindungi hak-hak sipil warga Negara,” demikian disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Moh. Mahfud MD kepada ribuan santri dan santriwati pondok pesantren (ponpes) dan madrasah bertaraf internasional (MBI) Amanatul Ummah, Mojokerto, di masjid Ponpes Ammanatul Ummah Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (12/02).
Dalam acara MBI book fair expo itu, Mahfud juga menunjukkan kepiawaiannya sebagai motivator. Kepada para santri dan santriwati ponpes dan MBI Amanatul Ummah, Mahfud mengingatkan pentingnya menuntut ilmu. Menurutnya, ilmu adalah kunci kesuksesan, sebagai jendela dunia yang akan menuntun kepada ilmu yang lain. Mahfud memberikan kisah Nabi Sulaiman yang meraih segala-galanya karena memilih ilmu, “Dengan ilmu, Nabi Sulaiman menjadi orang kaya, mempunyai kekuasaan,” ujar Mahfud.
Mengutip hadits Rosulullah, “kalau ingin bahagia di dunia, hal itu bias diraih dengan ilmu, kalau ingin bahagia di akhirat, bisa dicapai dengan ilmu,” terangnya. Namun di samping ilmu, kesuksesan juga harus dicapai dengan keberanian, tegas Mahfud. “Tidak akan sukses siapapun yang tidak berani menghadapi risiko, seseorang tidak akan sukses jika mendahulukan rasa takutnya,” cetus mantan politisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa jabatan 2004-2008 itu.
Dalam kesempatan itu, pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Abdurrahman Wahid itu juga membesarkan hati para santri dan santriwati untuk tidak malu mengenyam pendidikan di pesantren. Menurutnya, santri memiliki modal lebih dibanding siswa dari sekolah umum, karena selain memiliki pengetahuan umum, santri dan santriwati pondok pesantren juga memiliki pengetahuan agama. Selain itu, santri lebih dipercaya sebagai pemimpin karena prinsip kehati-hatian yang ditanamkan di pondok pesantren.
“Enaknya berhati-hati adalah ketika meninggalkan suatu jabatan tetap merasa tenang,” ujar Mahfud. Mahfud juga menegaskan kejujuran akan memberikan ketenangan. (Ilham/mh)