TANGERANG, HUMAS MKRI - Hari kedua Diklat Tata Kelola Terbitan Ilmiah kembali digelar Mahkamah Konstitusi (MK) melalui Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara dan Pengelolaan Perpustakaan (Puslitka) pada Jumat (12/5/2023) di Tangerang, Banten. Kegiatan tersebut digelar dengan menghadirkan beberapa narsumber, yakni Koordinator Bidang Sertifikasi APJHI Mochammad Tanzil Multazam, Pemimpin Redaksi Hasanuddin Law Review Ahsan Yunus dan Ketua Gugus Jurnal UNNES Ridwan Arifin.
Dalam sesi pertama di hari kedua ini, Mochammad Tanzil Multazam menyampaikan materi Penggunaan Open Jurnal System Versi 3. Ia mengatakan melalui kegiatan ini, para peserta diajak mengenal secara teknis cara pengelolaan OJS, seperti pengaturan terkait artikel metadata, copyright license, pengaturan batas waktu pengerjaan artikel, alur proses pada editorial sebelum artikel dikirim, dan lainnya.
Lebih lanjut Tanzil menerangkan, mengenai checklist author metadata. Ia menyebut, cek kelengkapan jumlah penulis di artikel metadata, pastikan sama dengan yang di-fulltext. Selain itu, nama penulis di metadata dipastikan ditulis dengan benar sesuai ejaan. Kemudian, ia meminta penulis untuk menghindari menulis di kolom Middle Name.
Sementara Ahsan Yunus menyampaikan materi mengenai “Manajemen Jurnal dan Artikel (Workflow, Handling, dan Publishing)”. Dalam paparannya, Ahsan menjelaskan artikel atau parameter artikel yang baik harus memiliki unsur teknis penulisan. Sebaik apapun konten atau substansinya, tanpa didukung pedoman penulisan artikel sebaiknya tidak diterbitkan. “Sebaliknya, teknik penulisan yang clear namun konten tidak aktual dan tidak memenuhi standar editorial itu pun sebaiknya tidak diterbitkan,” terang Ahsan.
Selain itu, dalam materi paparannya, Ahsan menjelaskan mengenai indikator Scientific Journal Ranking (SJR). SJR merupakan indikator prestise ukuran-independen yang memeringkat jurnal berdasarkan 'prestise rata-rata per artikel'. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa 'semua kutipan tidak dibuat sama'. Kemudian, SJR juga berupa ukuran pengaruh ilmiah jurnal yang memperhitungkan jumlah kutipan yang diterima oleh jurnal dan pentingnya atau prestise jurnal dari mana kutipan tersebut berasal. SJR jurnal Nilai numerik yang menunjukkan jumlah rata-rata sitasi tertimbang yang diterima selama tahun tertentu per dokumen yang diterbitkan oleh jurnal itu selama tiga tahun sebelumnya. Sitasi yang berasal dari jurnal yang sangat penting akan lebih berharga dan karenanya akan memberikan lebih banyak prestise bagi jurnal yang menerimanya.
Ahsan juga menjelaskan pengelolaan jurnal ini merupakan pengelolaan praktis. “Jadi, kita sambil belajar walaupun kita tidak menyangka pada saat ini sampai level seperti ini jadi perlu pembekalan yang perlu dijaga dengan baik. Jika merujuk pada sumber manusia pengelola, Consrev jauh lebih profesional,” tegasnya.
Kemudian Ahsan pun menegaskan, harus ada koordinasi yang baik antara pengelola jurnal yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, pengelola jurnal harus memastikan bahwa artikel-artikel yang diterbitkan harus yang memiliki potensi yang disitasi dan membuat konten yang baik. Menurutnya, tantangan berikutnya adalah perlu dijaganya tulisan-tulisan yang mendesak kepentingan-kepentingan pribadi dan adanya intervensi-intervensi berbagai pihak. Sedangkan Ridwan Arifin yang merupakan Mendeley Advisor dan Ketua Gugus Pengembang Jurnal FH UNNES menyampaikan materi mengenai Optimalisasi Mendeley dalam Finalisasi Artikel Ilmiah. (*)
Penulis: Utami Argawati
Editor: Lulu Anjarsari P.