ALBANIA, HUMAS MKRI – Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) Anwar Usman menjadi pembicara utama dalam konferensi internasional yang diselenggarakan oleh MK Albania pada Sabtu (22/10/2022) di Tirana, Albania. Dalam konferensi yang mengambil tema Role of Constitutional Courts In New Democracies, Anwar hadir menjelaskan tentang “MKRI Sebagai Penjaga Konstitusi dan Penjaga Ideologi Negara” (Constitutional Court of Indonesia: Guardian of the Constitution and Guardian of State Ideology).
Dalam sesi yang mengambil sub-tema Role of constitutional justice in the development of fundamental values of society tersebut, Anwar berada satu panel dengan Wakil Ketua MK Italia Nicolo Zanon dan Hakim Peradilan Tinggi Albania Sokol Sadhusi. Dalam pemaparannya, Anwar menjelaskan bahwa terdapat dua bagian utama dalam konstitusi Indonesia, yaitu bagian Pembukaan dan bagian batang tubuh. Menurutnya, pada bagian Pembukaan, memuat suasana kebatinan para perumus konstitusi tentang cita-cita dan tujuan perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta dasar Ideologi negara (Pancasila).
“Cita-cita perjuangan kemerdekaan serta dasar ideologi negara Pancasila tersebut selanjutnya diuraikan dalam norma-norma batang tubuh konstitusi. Dengan demikian, mengawal norma-norma dalam konstitusi, pada hakikatnya bagi MK Indonesia, sama dengan mengawal ideologi negara,” imbuh Anwar dalam konferensi yang dihadiri oleh 20 negara tersebut.
Di hadapan sekitar 100 orang peserta konferensi yang berkumpul di ruang pertemuan Rogner – Antigonea Hall, Anwar menjelaskan bahwa Ideologi negara Indonesia yang disebut dengan Pancasila adalah buah pemikiran para pendiri bangsa yang dirumuskan dari nilai-nilai kearifan lokal Indonesia. Pancasila merupakan ideologi yang mempersatukan seluruh rakyat indonesia yang tersebar di 17.506 pulau dengan perbedaannya. “Pancasila merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia, untuk mencapai masyarakat yang adil, sejahtera dalam kehidupan yang demokratis,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Anwar menyampaikan tiga kesimpulan yang ia kemukakan di hadapan para peserta konferensi yang berasal dari 20 negara yang berbeda, yakni pertama, Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang berhasil mempersatukan bangsa guna mencapai kemerdekaan. Kedua, Pancasila merupakan dasar negara yang mampu mengakomodir keberagaman/pluralisme masyarakat Indonesia; serta Pancasila merupakan dasar hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh MK Albania pada 19 – 21 Oktober 2022, dihadiri oleh beberapa MK negara sahabat, di antaranya Bulgaria, Bosnia, Belgia, Swiss, Rumania dan Turki. Dalam sesi tanya jawab, Anwar dan delegasi lainnya banyak berdiskusi tentang peran MK dalam penegakkan demokrasi, terkait dengan hasil Kongres ke-5 WCCJ (World Conference on Constitutional Justice). Konferensi tersebut secara resmi dibuka oleh pejabat tinggi di Albania, yaitu Presiden Republik Albania Bajram Begaj dan Perdana Menteri Republik Albania Edi Rama.
Bertemu WNI
Kegiatan selanjutnya, Anwar juga memenuhi undangan Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Albania dan Makedonia Utara Iwan Bogananta. Ia beserta delegasi menghadiri pertemuan dengan warga Indonesia yang berada di kota Tirana dan sekitarnya. Pertemuan yang mengambil tempat di ruang serbaguna Blùa Fish Restaurant dihadiri oleh sejumlah warga dan diaspora Indonesia yang berasal dari beberapa latar belakang.
Dalam sambutannya, Anwar mengatakan bahwa kunjungan kerja ke Albania adalah yang pertama kali dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Maka, menjadi sebuah keharusan bertatap muka dengan para warga Indonesia di perantauan untuk berbagi dan memantabkan rasa cinta kepada Indonesia. “Kesempatan ini juga bermanfaat sebagai forum diseminasi MKRI sebagai penjamin hak konstitusionalitas warga negara,” tutupnya.
Merespon penyampaian tersebut, Dubes Iwan Bogananta yang didampingi oleh Ibu Noni Bogananta, Yetti Oktaviani (Koordinator fungsi Politik, KBRI Sofia) dan Ivan Satria Basri (Fungsi Protokol dan Konsuler) menjelaskan bahwa secara fakta, warga dan komunitas Indonesia di Albania semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. Para diaspora juga secara aktif menunjukkan rasa cinta dan kesetiaannya kepada Indonesia. Pertemuan Ketua MKRI dengan warga Indonesia di Tirana diakhiri dengan santap siang dan kegiatan ramah tamah yang berakhir pada pukul 16.00 waktu setempat. (*)
Penulis: NL
Editor: Lulu Anjarsari P.